Minggu, 30 Juli 2017 dilaksanakan kegiatan out door learning. DKM Baitut Taqwa mengadakan kegiatan ini sebagai awal kegiatan mentoring setelah bulan Ramadhan berlalu. Satu area wilayah yang terbagi menjadi tiga kantor ini terdapat cukup banyak pegawai termasuk pegawai yang kini sedang tren disebut bea cukai muda. Meski sebutan tersebut bukanlah patokan, tapi sebagian besar pengikutnya adalah kalanagan pemuda. Pembina mentoring saat ini diampu oleh salah satu Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen, Maliki Marpaung.

Mengutip dari Wikipedia, mentoring agama islam adalah kegiatan pendidikan dan pembinaan agama islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok pengajian terdiri atas 3-10 orang yang dibimbing oleh seorang pembina/ustadz. Kegiatan ini bisa juga dijelaskan sebagai pembinaan agama melalui pendekatan kelompok sebaya.

Bea cukai muda berangkat ke desa Jimbaran Bandungan yang dikenal sebagai lokasi favorit untuk kegiatan refreshing. Mereka memutuskan untuk pergi memancing di daerah tersebut. Terdapat 25 orang dalam perjalanan ini yang dibagi ke dalam dua mini bus. Perjalanan sempat macet di jalan tol ungaran. Tapi dua mini bus yang identik dengan lambang bea cukai mampu melesat dengan baik. Matahari mulai muncul di langit yang bersih tanpa awan. Perjalanan ditempuh selama satu setengah jam dari Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Sesampainya di desa Jimbaran Bandungan, mereka melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah terlebih dahulu. Kemudian mereka menuju ke salah satu tempat pemancingan di sana. Mereka menyewa beberapa alat pancing dan peletnya. Tanpa komando mereka langsung menyebar untuk mendapatkan spot pemancingan terbaik. Terdapat beberapa kolam pemancingan dengan macam ikan yang berbeda.

Mereka mulai memancing. Tak lama kemudian ada yang bisa mendaratkan ikan. Ada umpan yang dimakan tapi tidak berhasil menyangkut di kailnya. Ada yang tidak bisa mengaitkan pellet dengan benar sehingga umpan selalu hilang saat kail dilempar. Ada juga umpan yang tidak pernah disentuh oleh ikan. Mereka mulai bisa mendapatkan ikan satu per satu. Terjadi sebuah tragedi yaitu salah satu pancing menyangkut di kabel listrik yang melintang di atas kolam. Akhirnya kail dapat diambil meski senar pancing harus diputus terlebih dahulu. Ada juga yang saling sangkut antar dua kail yang berdekatan sehingga menambah seru mincing mania tersebut. Ada beberapa tipe pemancing. Ada tipe pemancing yang diam, ada yang mancing sambil bercerita, ada pula yang heboh berlomba mendapatkan ikan terbanyak.

Setelah mancing mania selesai, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari salah satu anggota. Pembina dan ustadz urung hadir karena kebetulan ada agenda lain. Singkat sambutannya. Isinya yaitu mengajak para anggota yang lain untuk aktif dalam kegiatan masjid. Kemudian dipersilakan untuk makan. Menu makan bersama diantaranya ikan gurame, ikan lele, ikan nila, dan ikan kalper. Tak ketinggalan mendoan dan cabainya. Minumnya yaitu es teh es jeruk.

Outdoor learning berjalan dengan lancar. Mereka kembali ke kantor dengan selamat. Peserta diharapkan dapat mengambil hikmah di balik kegiatan ini. Seperti halnya memancing yang membutuhkan kesabaran dalam mendapatkan ikan, kita semua juga harus sabar dalam menghadapi setiap rintangan, cobaan, dan tantangan demi mencapai tujuan. Bea cukai muda adalah tumpuan DJBC di masa mendatang. Salah satunya dengan pembekalan dan pembentukan karakter melalui mentoring dan out door learning, bea cukai muda diharapkan menjadi pribadi yang berkarakter, berintegritas tinggi, tangkas, dan dapat diandalkan.

Bangkitlah bea cukai muda Semarang. Bersatulah selaraskan langkah untuk maju. Gantungkan cita-cita terbaikmu untuk bea cukai dan gapailah itu! Jadilah penerus gemilang bea cukai. Untuk bea cukai, bangsa, dan negara perjuangan kalian baru dimulai. Berjuanglah yang terbaik dan serahkan hasilnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jayalah bea cukai!!